TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Terpuruk {4}



Terpuruk {4}

0"Selir Lim," Lee Huanran tampak memandang Lim Ming Yu yang masih sibuk memandangi putranya, dua benar-benar tak menyangka jika suaminya seperti cenayang, paling tahu apa pun yang akan terjadi di masa depan. Bahkan sebelum suaminya memutuskan untuk mempercayakan benihnya kepada Lim Ming Yu, Chen Liao Xuan sudah mengatakan jika Lim Ming Yu akan melahirkan bayi laki-laki yang kelah akan menjadi Raja selanjutnya dan akan menjadikan semua hal menjadi lebib baik lagi. Dan ternyata benar, apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan adalah benar. Semuanya kini menjadi tampak gamblang dan baik sekali, membuat Lim Ming Yu begitu kagum dibuatnya. Bagaimana tidak, dia merasa kalau dirinya merasa diberkati oleh langit, dia merasa kalau semuanya akan menjadi lebih baik setelah ini. Lim Ming Yu percaya kalau kelak istana iblis akan menjadi istana yang akan didambakan oleh iblis mana pun. Tidak perlu hal yang muluk-muluk, namun hanya sebuah hal mudah yang akan membuat semua rakyatnya makmur. Meski Lim Ming Yu tahu kalau Cheng Wan Nian dan semua yang ada di istana iblis yang memberontak Raja, masih utuh sampai sekarang. hanya beberapa yang musnah, dan Lim Ming Yu harusnya terus merasa cemas. Ya, dia memiliki beban baru lagi, membesarkan bayinya sehingga bayinya menjadi Raja, ya itu adalah tugasnya, dan Lim Ming Yu tahu itu bukanlah sebentar. Butuh waktu dan butuh banyak hal yang harus dia lakukan sekarang dan dia harus melakukannya dengan cara baik dan benar. Lim Mimg Yu kembali tersenyum membuat Lee Huanran yang sedari tadi memanggilnya pun tampak menghela napasnya panjang meski begitu dia merasa bersyukur karena apa yang telah diimpikan menjadi kenyataan. Setidaknya pengorbanan Liu Anqier tidak sia-sia. Setidaknya Liu Anqier akan merasa bahagia di mana pun dia berharaga.     
0

Lee Huanran kini memandang langit setelah dia keluar dari kediaman Lim Ming Yu, kemudian dia memilih untuk berjalan di tempat yang cukup sepi. Bagaimanapun juga dia merasa kalau sendiri akan lebih baik sekarang. hatinya sedang tidak baik-baik saja, pikirannya juga entah pergi kemama. Lee Huanran sama sekali tak menyangka jika dia akan kehilangan Liu Anqier dengan secepat ini, bagaimana pun juga apa yang telah dilakukan seolah percuma. Setelah dia mengetahui Liu Anqier adalah sosok sahabatnya masa dulu selama itu juga dia langsung kehilangan Liu Anqier dengan sangat nyata, sebuah hal yang membuat Lee Huanran sakit.     

Ya, dia tidak terlalu peka, dia juga tidak terlalu menguatkan dirinya sendiri, tidak cukup percaya diri untuk sekadar mengatakan kepada Liu Anqier jika dia adalah sahabatnya di kehidupannya zaman dulu, dan sebagai janjinya untuk ditepati adalah sebuah hal yang cukup sederhana yaitu dengan cara semua orang tidak akan pernah tahu dan lupa akan hal itu. untuk kemudian, Lee Huanran menundukkan wajahnya sambil memandang pantulan wajahnya pada genangan air yang ada di depannya. Ya, tadi habis hujan dan hujan itu cukup deras, entah kenapa setelah kelahiran dari Putra Mahkota membuat alam langit banyak berubah, lebih cerah dan tak semuram dulu, seolah Putra Mahkota datang untuk memberikan berkat yang sangat luar biasa itu. kemudian, Lee Huanran menoleh melihat sosok yang berdiri di sampingnya, sosok itu memandangnya dengan tatapan aneh itu, membuat Lee Huanran tampak tersenyum kecut. Ya, bagaimana juga sosok itu adalah sosok yang tidak akan pernah bisa dia hindari sampai kapan pun juga.     

"Apakah kau bertujuan melamun sepanjang waktu seperti ini, Dayang Lee?" tanya Jiang Kang Hua. Lee Huanran tampak mendengus kemudian dia memandang Jiang Kang Hua yang akhir-akhir ini sibuk mengurusinya dengan mimik wajah kesalnya yang luar biasa itu.     

"Kenapa Panglima Jiang sering sekali berada di sekitar hamba, apakah Panglima Jiang sudah tidak memiliki pekerjaan selain berlaku seperti ini? sebuah hal yang membuat hamba sangat tercengang sebagai seorang aneh sekali seperti ini. hamba merasa takjub luar biasa sekali, Panglima Jiang."     

"Oh tentu, tentu aku sudah merasa sanhat sibuk bukan mainl. Bagaimana jika aku tidak sibuk, aku akan melakukan banyak hal karena aku butuh banyak kekuatan yang besar. Namun di mana aku ingin pergi di situlah aku melihat wajah jelekmu itu, itulah hal yang sangat membuatku sedikit kesal. Wajahmu yang tidak cantik itu benar-benar menyebalkan bagaimana bisa semua yang ada di sini seolah tak ada dan hanya ada kamu saja di mana-mana. Apakah wajahmu itu sudaj cukup baik sehingga aku harus memandangmu terus?"     

"Apakah Panglima Jiang pikir hamba terlalu buruk dan terlalu jelek untuk itu semua? Asal Panglima Jiang tahu, hamba adalah dayang yang paling cantik di sini setelah Dayang Liu, dan hamba adalah sosok yang tak bisa dikalahkan oleh siapa pun, jangan meremehkan hamba kalau Panglima Jiang tidak mau hamba remehkan,"     

Mendengar hal itum Jiang Kang Hua pun meltoot, bagaimana bisa dia diancam dengan cara yang menyebalkan ini oleh Lee Huanran, sosok wanita yang benar-benar sangat menyebalan baginya.     

"Apa kau mau menghinaku? Silakan, aku sangat yakin kau tak akan pernah menghinaku dalam berbagai hal, aku adalah sosok sempurna tanpa celah, aku tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun juga apalagi oleh kamu, Dayang Lee, kau ini seperti tikus kecil yang terperangkap dalam goa gelap yang tidak bisa keluar dari goa dan merasa jika dirimulah satu-satunya tikus yang paling indah dan paling perkasa, padahal di luaran sana banyak sekali tikus-tikus yang jauh lebih baik, lebih perkasa dan lebih besar sama sekali, karena sikap sok besarmu itu dan percaya dirimu yang tinggi membuat semua orang pasti memandangmu dengan sebelah mata aku sangat paham sekali itu aku tahu lebih dari siapa pun di dunia ini. apakah yang aku katakan adalah sebuah kebenaran yang sangat nyata, Dayang Lee?"     

Lee Huanran tampak melotot dia tak terima jika harga dirinya diinjak-injak dengan sangat nyata oleh Jiang Kang Hua, bagaimana bisa dia diperlakukan seperti ini sebuah hal di luar nalar yang melebihi batas manusia manapun untuk kemudian Lee Huanran berkacak pinggang dia memandang Jiang Kang Hua dengan mimik yang tampak semakin kesal dan kesal saja, dia tidak akan pernah membiarkan Jiang Kang Hua untuk melakukan hal yang membuatnya kesal, mengejeknya dengan sangat nyata.     

"Panglima Jiang!"     

Keduanya pun berhenti berdebat saat seorang prajurit datang mendekati Jiang Kang Hua, Jiang Kang Hua melirik dengan tatapan seriusnya, dan kali ini acara ledekan dan mimik wajah jenakanya langsung berubah total dengan sangat sempurna, seolah tadi dia dan Lee Huanran tidak sedang membahas masalah yang lucu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.